Revolusi Amerika: Sejarah, Penyebab, Dampak, Faktor
Amerika merupakan sebuah negara yang sangat besar dan kuat. Bahkan Amerika ini salah satu negara dengan kemajuan teknologi dan militer terbesar di dunia. Hal ini menjadikan Amerika menjadi negara yang sangat kuat dan dihormati oleh berbagai negara di Dunia.
Namun untuk bisa sampai menjadi Amerika seperti sekarang ini telah melewati proses yang panjang. Nah pada kesempatan kali ini Duaseo.com akan membahas tentang revolusi yang terjadi di Amerika sehingga bisa menjadi negara adidaya dengan kekuatan yang sangat besar di Dunia.
Sejarah Revolusi Amerika
Revolusi Amerika ini bermula dengan adanya kemerdekaan Amerika dari Imperium Inggris. Yang paling menonjol di sini adalah kebijaksanaan Inggris yang ditunjukkan oleh James Otis dimana dia berbicara mengatasnamakan pedagang Boston pada tahun 1761.
Othis yang menentang perilaku sewenang-wenang dan otoritas dari Parlemen Inggris tentang beberapa aspek kehidupan dari kaum kolonis termasuk dalam bidang perdagangan. Selain itu, pada tahun 1763 Patrick Henry yang menentang hak-hak milik Privi Concil tentang masalah hukum di Virginia.
Meskipun Othis dan Henry tidak mewakili aspirasi dari masyarakat Amerika secara keseluruhan, namun sikap mereka berdua adalah bentuk dari perlawanan terhadap para kaum kolonis terhadap sistem pemerintahan Inggris.
Demikian juga ada banyak masyarakat Amerika yang juga menentang sikap Inggris. Banyak diantara mereka yang yang berpandangan aristokrat dan mendukung kebijaksanaan dari Inggris.
Penyebab atau latar belakang terjadinya revolusi Amerika ini adalah karena peristiwa pembantaian yang terjadi di Boston tahun 1770.
Dalam pembantaian tersebut memakan lima orang korban sipil. Peristiwa tersebut kemudian menggambarkan pemerintah kolonial inggris yang memaksa kehendaknya kepada rakyat.
Kemudian dicabutnya Townshend Act pada tahun 1770 bisa meredakan sedikit ketegangan yang ada. Namun meskipun begitu, kehadiran dari pasukan Inggris di daerah Koloni yang mengawasi aktivitas para pedagang dan mencegah terjadinya penyeludupan membuat rasa tidak senang para kaum kolonis.
Kapal patroli Inggris Gaspee, yang bertugas melakukan pengawasan di sekitar Rhode Islan di baar oleh kaum patriot dan ini membuat takut para pejabat Inggris dimana hartanya ikut hancur. Para juri koloni juga menolak kerja sama dengan pejabat kerajaan untuk mengakhiri perdagangan ilegal.
Pada saat Gubernur Massachussetts, Thomas Hatchinson tahun 1772 menyatakan bahwa para hakim dibayar dari uang kerajaan, ini menimbulkan protes dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah tokoh Boston, yaitu Samuel Adams yang menentang.
Dia menentang dengan cara membuat atau membentuk panitia korespondensi untuk mengkoordinasi keluhan dan berita yang berasal dari kelompok masyarakat yang berhubungan dengan tindakan dari pemerintah kerajaan Inggris.
Sikap dari pemerintah kerajaan Inggris masih tetap keras. Mereka mengeluarkan Undang-Undang Teh yang memberikan hak untuk memonopoli kepada East India Company untuk melakukan ekspor ke semua daerah koloni yang ada.
Tindakan tersebut dilakukan kaum kolonis dengan cara memboikot semua produksi teh yang ada di Inggris dan kemudian dikirimkan ke daerah koloni kemudian menyarankan para gen untuk tidak lagi menjual tehnya ke pasar Amerika dan mengirim kembali teh tersebut ke Inggris atau di timbun.
Banyak sekali agen dagang Inggris yang memperoleh dukungan dari gubernur untuk menolak tuntutan kaum kolonis. Mereka memaksakan diri untuk menurunkan muatan dari kapal Inggris ke Pelabuhan Boston.
Kaum kolonis yang memperoleh dukungan dari Samuel Adam menjawab sikap keras dari para agen dengan cara kekerasan. Kemudian pada tanggal 16 Desember 1773 kaum kolonis yang menyamar menjadi seorang indian Mohawk menaiki tiga kapal Inggris yang mau berlabuh di Peabuhan Boston.
Kemudian dia segera menceburkan muatan teh tersebut ke laut. Peristiwa yang dalam bahasa kaum kolonis ini disebut dengan nama “Boston Tea Party” membuat Inggris sangat marah dan jengkel.
Pada tahun 1774 diselenggarakan sebuah Kongres Kontinental yang dihadiri oleh para delegasi-delegasi dari seluruh daerah koloni, kecuali daerah Georgia. Kongris ini diselenggarakan di kota Philadeplhia dengan tujuan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin buruk.
Hasil dari delegasi tersebut adalah mengeluarkan “Deklarasi Hak dan Keluhan” yang berisi pernyataan akan tetap setiap kepada raja dan tetap menentang hak Perlemen Inggris untuk mengenakan pajak kepada daerah koloni Amerika.
Kemudian di tengah ketegangan yang terjadi antara kaum kolonis dan Inggris, Kongres Kontinental yang kedua diselenggarakan pada tanggal 10 Mei 1775. Meskipun kongres kedua ini dihadiri oleh lebih banyak kelompok radikal dibanding sebelumnya, namun tidak menghasilkan kesepakatan tentang pernyataan kemerdekaan.
Tanggal 7 juni Richard Henry Lee yang asalnya dari Virginia mengajukan resolusi yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan Inggris. Kongres kali ini mengharuskan adanya dukungan dan konsensus yang lebih luas.
Membentuk komite yang dipimpin Thomas Jefferson untuk menyiapkan berbagai langkah rasional untuk menuju pernyataan kemerdekaan. Bukan cuma itu, bahkan Kongres juga menyetujui usulan Richard Henry Lee pada tanggal 2 Juli 1776 dan setelah itu mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua hari setelahnya.
Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan Thomas Jefferson ini berisi dua bagian, yaitu pembuka dan isi. Pada bagian pembukaan Jefferson menyatakan bahwa pemberontakan atau gerakan merupakan hak alami dari manusia untuk mendirikan sebuah pemerintah baru yang didasarkan keinginan warganya.
Sedangkan untuk bagian kedua berisi tuduhan terhadap Raja Inggris yang mengabaikan hak-hak kaum kolonis dan memportes karena pemerintah raja ikut campur dalam pemerintahan kolonial Amerika.
Revolusi Amerika
Dalam revolusi Amerika ini ada beberapa bagian yang akan kami jelaskan, yaitu saat peperangan Amerika, pembentukan konfederasi, konvensi philadelpia, dan konstitusi Amerika Serikat. Berikut ini adalah penjelasannya.
Peperangan Amerika
Perjuangan Amerika dalam meraih kemerdekaan telah berlangsung selama 6 tahun membuktikan bahwa kekuatan baru yang didukung oleh semangat kemerdekaan sudah sudah menang terhadap kekuatan lama dari Imperium Inggris.
Kemenangan militer awal dalam pertempuran di Concord, Lexington, Cahleston, dan Bunker Hill ini memperkuat optimisme dari masyarakat Amerika. Pada awal perang meletus, inggris berusaha untuk memaksakan kemenangan militernya.
Dengan ditunjang angkatan bersenjata besar, kekuatan ekonomi dan angkatan laut terkuat di dunia, Inggris ternyata malah memiliki banyak sekali kelemahan. Pasukan serta perlengkapan perang dalam jumlah yang sangat besar harus diangkat dari jarak 3000 mil dan tidak mengenal medan tempur di Amerika.
Sebaliknya untuk para pasukan Amerika ini bisa bersembunyi dan bisa melakukan serangan dimana pun daerahnya. Terlebih lagi di Inggris tidak ada kesepakatan antara warga tentang pengiriman pasukan ke Amerika dimana pengiriman tersebut menimbulkan permusuhan dari Perancis dan Spanyol.
Konflik strategi juga terjadi antara Admiral Richard Howe sebagai komisaris perdamaian dengan Jenderal William Howe sebagai komandan militer. Meskipun mengalami telah mengalami kekalahan di beberapa tempat, namun Washington mencoba untuk mengkonsolidasi pasukannya.
Yaitu pada saat musim gugur tahun 1776 dan memilih mundur lewat New Jersey. Pada saat pasukan Howe memasuki musim dingin, pasukan Washington ini memukul pangkalan Inggris yang ada di Trenton pada saat Natal tahun 1776.
Setelah kemenangan kecil di Princeton, pasukan Washington ini istirahat pada saat musim dingin. Kemudian pasukan Inggris berusaha untuk mendapatkan wilayah strategis seluas-luasnya seperti kota New York, sedangkan untuk Washington berusaha mendapat kemenangan pasukan.
Sama halnya seperti pada perang gerilya modern, dimana pasukan revolusioner Amerika mengorbankan wilayah mereka sambil tetap memelihara konsolidasi pasukan, jadi sepanjang waktu pasukan tetap terpelihara, Inggris tidak bisa mendapatkan kemenangan.
Sikap teguh dari George Washington sudah memberikan waktu dan peluang kepada para pasukan Amerika untuk memperkuat diri. Kemudian karena kemenangan New Jersey ini membuat moral pasukan negeri baru tersebut meningkat.
Pada saat musim gugur, Inggris mulai melakukan serangan baru ke pusat-pusat perlawanan pasukan Amerika. Serangan ini dilakukan lewat tiga pusat penyerangan. Jenderal Jhon Buroyne melakukan serangan dari Kanada ke Albany dari arah utara.
Kemudian pasukan yang dipimpin oleh Bary St. Leggerbergerak dari danau Ontario ke Albany. Sedangkan untuk pasukan Howe bergerak menunju Sungai Hudson dari New York kemudian menuju selatan dan mengalahkan pasukan Washington yang ada di Brandywine.
Setelah pasukan Washington dikalahkan pada bulan September 1777, selanjutnya mereka mereka menduduki Philadephia yang merupakan markas Kongres Kontinental Amerika.
Pada saat itu juga pasukan Burgoyne bergerak ke selatan dari Kanada dan merebut Fort Ticonderoga. Kemudian setelah itu pasukan Inggris mulai dihadapkan dengan kesulitan yang menghadang mereka.
Dukungan yang diberikan kaum loyaitas tidak bisa dibuktikan, sedangkan untuk para patriot lokal mereka mulai ikut dalam merintangi pasukan Inggris, yaitu dengan menebangi pohon dan kemudian menaruhnya di jalan raya yang dilewati oleh pasukan Inggris.
Pada saat perjalanan pasukan Burgyne terhenti, pasukan kecil dari Amerika yang dipimpin Bennecdick Arnold mengalahkan pasukan St. Leger di Oriskany, kemudian memaksa pasukan Inggris untuk menarik diri dari Forst Osewgo yang ada di Danau Ontario.
Pasukan Burgoyne yang berhenti di hutan New York dan dikepung para patriot Amerika mencoba untuk menghancurkan kaum kolonis yang ada di Saratoga. Namun ternyata mereka tidak berhasil dan akhirnya menyerah kepada pasukan Amerika di bulan Oktober 1777.
Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin seutuhnya kemenangan Amerika dari Inggris. Namun meskipun begitu, bantuan dari Internasional memberikan peran besar terhadap tumbuhnya semangat para pasukan kontinental Amerika.
Sejak 1780 pasukan Inggris mulai mengalami kekalahan di berbagai pertempuran melawan Amerika. Salah satunya adalah pada pertempuran yang terjadi di Lembah Ohio. Demikian juga usaha mereka dalam menyerang daerah selatan juga tidak membuahkan hasil.
Meskipun Karolina, Virginia, dan Charleston sempat dikuasai, namun pada pertempuran berikutnya pasukan Inggris tidak bisa mengalahkan pasukan Perancis dan Amerika. Gabungan dari pasukan Rochambeau dan Washington yang jumlahnya 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Cornwallis.
Sampai pada akhirnya tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis menyerah dan kemudian Perlemen Inggris memutuskan menghentikan perang. Setelah mengalami banyak kekalahan dalam perang, Inggris sepakat untuk berunding, yaitu pada bulan Maret 1782.
Perundingan damai tersebut dilaksanakan di Paris dan dihadiri oleh delegasi As, Perancis, Spanyol, Inggris, dan negara-negara lain yang memiliki kepentingan dengan daerah koloni Amerika.
Hasil dari Perjanjian-Paris ini ditandatangani secara formal pada tanggal 3 September 1783. Kemudian raja George III dari Inggris mengakui kemerdekaan dari Amerika, mengakui perbatasan Amerika yang terbentang dari utara yaitu Great Lakes, barat yaitu sungai Mississippi, dan selatan sampai 31 derajat LU.
Selain itu, dia juga menyepakati bahwa orang-orang AS di izinkan menangkap ikan di perairan Kanada, kedua negara tersebut yaitu Amerika dan Inggris berhak melayari Sungai Mississippi. Kemudian kongres AS harus mengembalikan hak dari kaum royalis yang dirampas saat perang.
Pembentukan Konfederasi
Setelah deklarasi kemerdekaan yang dilakukan tahun 1776 dan perang kemerdekaan yang terjadi sampai tahun 1783, bangsa Amerika mulai mengubah struktur sosial politik di negara mereka.
Pada bulan Mei tahun 1776, Kongres Amerika merekomendasikan berdirinya negara bagian serta mengganti pemerintah provinsi. Pergantian ini didasari dari prinsip pemerintahan republik.
Kemudian setiap negara bagian segera membuat UUD (konstitusi) yang disahkan oleh Kongres provinsi dengan persetujuan dari rakyat.
Parlemen dari negara-negara bagian terdiri atas dua majelis (kamar) – kecuali di pensilvania yang mempunyai multi majelis yang terdiri dari majelis rendah (mewakili rakyat) dan majelis tinggi (senator negara bagian yang meliputi aristokrat).
Dalam praktiknya ini semua golongan terutama yang kaya bisa duduk dalam majelis tinggi. konstitusi negara bagian ini menjamin untuk melindungi kebebasan warganya terutama untuk kemungkinan meluasnya pengaruh legislatif.
Artikel yang membahas tentang Konfederasi tahun 1777 sudah mengabaikan kemungkinan untuk dibentuknya sebuah pemerintahan union, dan setiap negara di bawah konfederasi masih tetap memiliki kedaulatannya.
Setiap negara bagian menyerahkan kekuasaan mereka kepada Kongres namun masih mempertahankan kepentingan lokal dari negara bagian tersebut.
Hal ini karena mereka masih khawatir akan terbentuknya sebuah pemerintah nasional yang kuat yang dikendalikan jauh dan negara-negara bagian.
Menurut artikel tersebut, Kongres mempunyai wewenang untuk, 1) menyatakan perang dan perdamaian, 2) melakukan perjanjian dan aliansi, 3) mengatur urusan indian, 4) membentuk sistem mata uang, timbangan, dan juga ukuran, 5) menjalankan sistem pengiriman pos.
Negara bagian masih mempunyai hak untuk pengenaan pajak kepada warga negaranya, dan mengatur perdagangan. Kongres tidak bisa memberlakukan aturan kepada warga negara bagian.
Dalam sistem konfederasi ini pemerintah pusat dipegang Kongres yang anggotanya berasal dari setiap negara bagian yang mempunyai hak suara. Untuk menjalankan pemerintahan, Kongres membentuk beberapa kementerian dan kemudian menunjuk Robert Moris sebagai pemimpin dari pejabat keuangan.
Kemampuan yang dimiliki oleh Morris dalam mengatasi masalah keuangan termasuk untuk memperlancar arus pinjaman dari luar bisa mencegah terjadi masalah keuangan pada negara baru tersebut.
Konvensi Philadelipia 1787
Kovensi Philadelphia diawali dengan adanya pertemuan antara Alexandria, Maryland, dan Virginia tentang masalah pelayaran di sungai Patomak pada tahun 1785. Pertemuan ini menyarankan diperlukannya pertemuan yang lebih luas tentang masalah perdagangan di Amerika Serikat.
Pada konferensi Annapolis yang diadakan tahun 1786 tersebut usulan Alexander Hamilton untuk mengadakan konvensi Philadephia yang dihadiri oleh seluruh negara bagian berhasil disepakati.
Pada bulan Mei, Konvensi Philadelphia dibuka dan dihadiri utusan-utusan setiap negara bagian kecuali negara bagian Rhode Island. Persidangan konvensi yang sebagian besar dari kalangan muda ini dipimpin oleh George Washington.
Secara prinsip, mereka menyepakati dibentuknya pemerintah pusat dengan memberikan kekuasaan yang seimbang antara pemerintah pusat ini dengan pemerintah pada negara bagian. Namun sambil tetap memprioritaskan kepentingan para warganya.
Konstitusi Amerika Serikat
Dari hasil konvensi tersebut diperoleh Konstitusi Amerika Serikat yaitu menjadi dua majelis pembuat undang-undang, yaitu lembaga pengadilan mandiri dan eksekutif.
Selain itu, konstitusi juga menjamin Kongres mengesahkan pajak, mencetak dan meminjamkan uang, mengatur perdagangan luar negeri dan antar negara bagian, menyatakan perang, membangun angkatan bersenjata, membangun sistem pos, dan mengeluarkan undang-undang untuk pendelegasian kewenangan.
Sedangkan untuk melindungi segenap rakyatnya, senator dipilih berdasarkan dari undang-undang negara bagan dan akan menjabat selama 6 tahun. Konstitusi juga menjamin persetujuan senat tentang penunjukan seorang eksekutif dan perjanjian luar negeri.
Jadi secara teoritis Senat bukan cuma mewakili sebuah negara bagian saja, namun juga menggambarkan kokohnya kelompok aristokrat.
Presiden Amerika Serika dipilih secara tidak langsung oleh badan pemilih presiden atau electoral college, sehingga membebaskan presiden tersebut dari ketergantungan Kongres dan rakyat. Konstitusi juga memberikan kewenangan untuk presiden.
Kewenangan tersebut adalah untuk menuntut undang-undang tentang membuat perjanjian luar negeri, masalah tanah, menunjuk hakim dan pejabat lain, berperan sebagai panglima angkatan bersenjata, dan berhak mengeluarkan veto terhadap keputusan yang dibuat Kongres.
Pada saat pembuatan konstitusi ada banyak kelompok yang terbuat, kelompok federalis merupakan kelompok yang terkuat. Kelompok ini akhirnya mampu menentukan kepemimpinan dalam pemerintahan pusat baru George Washington dari Virginia.
Yaitu sebagai pemimpin Konvensi Konstitusional di Philadelphia dengan suara terpilih sebagai presiden pertama pada tahun 1789. Dan Jhon Adams dari Massachusetts yang merupakan mantan duta besar di negara Eropa menjadi wakil presidennya.
Sebagian besar anggota kongres yang asalnya dari kaum federalis, untuk sementara ini pemerintah bisa membuat stabilitas politik yang mayoritas didukung oleh federalis.
Namun meskipun begitu, kurang dari satu dekade perselisihan kebijakan politik pemerintah federalis ini membaut pecahnya kubu federalis menjadi dua bagian, yaitu kubu din Federalis dan kelompok republik.
Persaingan antara kedua kubu ini menjadi dasar untuk terbentuknya berbagai partai politik yang ada di Amerika Serikat.
Dampak Revolusi Amerika
Terjadinya revolusi Amerika ini tentu menyebabkan beberapa dampak dalam berbagai bidang seperti Agama, kemanusiaan, kehidupan keluarga, dan dampak revolusi dunia. Berikut ini akan mastekno jelaskan satu per satu dampak tersebut.
Agama
Sebagai penganut Protestan sebagai agama mayoritas, para menteri menekankan pentingnya persaingan para penganut dari berbagai agama karena ini bisa memperkuat terbentuknya masyarakat Kristiani di Amerika.
Sedangkan untuk agama Protestan berusaha untuk membentuk Gereja Unitarian atau gereja bersatu untuk seluruh aliran Protestan. Namun di kalangan Protestan sendiri muncul revitalisasi Protestan yang dipelopori gereja Methodist dan Baptist yang menekankan kepada Ajaran Injil Lama, dan Perjanjian Lama.
Penganut tersebut mengkritik para penganut Protestan yang semakin sekular serta terlalu menekankan kehidupan agama dalam aspek rasional dan ilmu pengetahuan buatan manusia.
Kehidupan Keluarga
Keluarga di Amerika sangat menekankan betapa pentingnya pendidikan Kristen ke anak-anak dengan tujuan menghindari disintegrasi moral dalam keluarga. Namun setelah AS memasuki industrianisasi di abad ke 19, lembaga keluarga menjadi tidak terlalu penting sebagai kesatuan ekonomi.
Dengan adanya penggunaan anak dan wanita sebagai tenaga kerja, ini sudah menurunkan ikatan keluarga. Hal ini mengakibatkan orang tua untuk lebih menekankan kemandirian kepada para anaknya supaya anak mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan orang tua.
Sebagai konsekuensi atas perubahan sikap ini setiap keluar di Amerika cenderung semakin mengecil. Sedangkan untuk pembantu rumah tangga tidak lagi menjadi anggota keluarga karena mereka ini hanya berperan sebagai tenaga kerja mandiri saja. Hal ini karena pengaruh konsep egaliter dan equality.
Adanya disintegrasi dalam sebuah keluarga membuat posisi wanita tidak lagi menjadi ibu rumah tangga melainkan mempunyai posisi yang sama dengan suami mereka dan boleh bekerja di luar rumah. Selain itu mereka juga berusaha untuk mengejar karier yang diinginkan.
Kemanusiaan
Dengan berkembangnya humanitarian, yaitu aliran yang menjunjung tinggi nilai kemanusian dan juga demokratisasi, menyebabkan munculnya gerakan anti perbudakan (abolisionist).
Awalnya gerakan ini hanya mendapat dukungan dari kelompok Protestan yang tergabung dalam American Colonization Society dan berusaha untuk mengirimkan kembali ke Afrika orang-orang kulit hitam.
Kelompok ini kemudian mendapat dukungan dari Gereka Avctngefis (Pencil) yang melihat perbudakan sebagai lembaga yang merusak tatanan masyarakat di Amerika. Kemudian kelompok ini berhasil mengembalikan 12.000 budak ke Republik Liberia, Afrika pada tahun 1822.
Program pengiriman atau pengembalian budak tersebut tidak berjalan dengan lancar karena munculnya kecaman dari negara-negara bagian selatan yang menerapkan sistem perbudakan.
Koran anti-perbudakan dengan judul The Garrison (1831) yang dibuat Wiliam Lloyd Garrison bertujuan untuk meneruskan program pengiriman budak tersebut kembali ke Afrika sambil terus mengecam sistem rasialis tersebut yang tetap dipertahankan oleh negara bagian selatan.
Namun sayangnya usaha tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan sampai akhirnya perang sipil meletus pada tahun 1861-1867.
Dampak Revolusi bagi Dunia
Dengan terjadinya revolusi Amerika Serika ini memberikan dampak yang sangat besar kepada dunia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Amerika ini adalah negara dikuasa setelah Amerika memenangkan perang dingin dengan Rusia.
Hal ini paling terlihat dari perekonomian dunia yang berpusat di Amerika. Bisa kita lihat bahwa pada saat krisis ekonomi melanda Amerika tahun 2010, ini menyebabkan krisis dunia juga.
Dalam segi sosial-politik Amerika ini berperan penting dalam perang yang terjadi di Israel dan Palestina. Hal ini kemudian mendukung terjadinya aksi terorisme yang terjadi di gedung WTC pada tanggal 11 September tahun 2003.
Selain itu, revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap semangat juang untuk meraih kemerdekaan terutama untuk negara-negara yang ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Faktor Revolusi Amerika
Revolusi Amerika adalah sebuah bentuk pemberontakan rakyat koloni Amerika kepada pemerintah kolonial Inggris di Amerika. Rakyat koloni ini menyuarakan kebebasan mendasar dan fundamental dalam segala aspek kehidupan dari kekuasaan kerajaan di Inggris.
Gelora api revolusi rakyat Amerika lahir dengan melalui proses yang sangat panjang, pada awalnya rakyat koloni Amerika tunduk pada aturan yang dibuat oleh kerajaan Inggris saat itu.
Namun dengan adanya keterlibatan kerajaan Inggris dalam perang melawan Perancis membuat kas kerajaan terkuras banyak. Untuk menutupi keuangan kerajaan ini pemerintah kolonial Amerika di Amerika membuat mandat kerajaan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang baru.
Dalam implementasi undang-undang baru tersebut sangat membebani rakyat koloni. Kemudian mereka tidak mau tunduk dan mengikuti aturan tersebut. Sampai pada akhirnya meletuslah revolusi Amerika yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Berikut adalah faktor tersebut dan penjelasannya.
Faktor umum Terjadinya Revolusi Amerika
Terjadinya revolusi Amerika ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor umum kenapa revolusi Amerika ini bisa terjadi adalah karena adanya pengaruh ajaran kebebasan dari Jhon Locke. Yang isinya adalah:
- Paham freedom
- Paham individualis
- Paham equality
- Paham popular choice
- Paham limited govenment
- Paham private property
Selain itu ada juga faktor lain yang membuat revolusi Amerika ini, yaitu:
Adanya paham kebebasan dalam politik koloni Inggris di Amerika yang tidak didirikan pemerintah Inggris, namun diciptakan oleh para pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan sosial, ekonomi, politik, agama.
Kaum koloni tersebut menyatakan bahwa mereka adalah manusia yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni ini bertentangan dengan paham pemerintah Inggris yang menganggap daerah koloni adalah jajahan mereka (Perjanjian Paris 1763).
Kemudian karena adanya paham kebebasan dalam perdagangan kaum koloni yang menganut paham.
Kebebasan dalam perdagangan ini bertentangan dengan paham pemerintah Inggris, dimana mereka merasa berkuasa atas koloni yang ada di Amerika. Karena inilah pemerintah Inggris memerintahkan supaya hasil bumi daerah koloni harus dijual kepada negara Induk saja.
Sebaliknya untuk para penduduk koloni diwajibkan oleh pemerintah Inggris untuk hanya membeli barang-barang produksi dari negara Induk saja. Karena inilah penduduk koloni menentang peraturan tersebut karena bersifat memonopoli dan tidak adanya kebebasan dagang.
Adanya berbagai macam pajak yang diberlakukan, hal ini karena terjadinya krisis uang. Karena perang Laut Tujuh Tahun yang dilakukan inggris, mereka mengalami masalah keuangan. Meskipun dalam perang tersebut pihak inggris mendapatkan kemenangan.
Mereka mencari cara untuk mengisi kekosongan uang Negara tersebut karena perang selama tujuh tahun tadi. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan berbagai macam pajak yang sangat memberatkan rakyat koloni dan membuat mereka menderita.
Berikut ini adalah undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1764-1767, diantaranya:
- Undang-Undang Mata Uang tahun 1761: pemerintah Inggris mencegah agar surat-surat kredit yang dikeluarkan oleh penduduk koloni tidak dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah.
- Undang-Undang Gula 1764: larangan meng impor minuman keras luar negeri, memasang bea masuk rendah atas sirup dari segala macam sumber, memberlakukan bea masuk anggur, sutera dan barang mewah lain.
- Undang-Undang Tempat Tinggal tahun 1765: mewajibkan rakyatnya yang ada di daerah koloni menyediakan perumahan dan semua kepentingan pasukan kerajaan Inggris yang bertempat di wilayah koloni seperti di Boston.
- Undang-Undang Pendapatan tahun 1767: pemerintah Inggris mengenakan bea masuk kertas, gelas, timah, dan teh yang di ekspor dari Inggris ke daerah koloni yang ada di Amerika. Sedangkan hasilnya akan digunakan untuk meningkatkan pendapat dan untuk membayar gaji gubernur koloni, para petugas bea cuka, hakim, dan pasukan tentara Inggris.
- Undang-Undang Materai: cukai materai akan diberlakukan atas semua majalah, koran, pamflet, lisensi, sewa dan dokumen resmi yang lainnya. Pemungutan (dilakukan agen bea cukai Amerika) akan digunakan untuk melindungi, membela, dan mengamankan para koloni.
- Samuel Adam: merupakan pimpinan radikal yang paling efektif, berjuang untuk satu tujuan yaitu untuk kemerdekaan. Beliau ini bertujuan untuk membebaskan rakyat dari ketakjuban mereka akan orang-orang yang lebih kuat secara politik dan juga sosial, dam membuat mereka sadar akan nilai penting mereka dalam mengambil tindakan yang nyata.
Faktor Khusus Terjadinya Revolusi Amerika
Selain faktor umum, ada juga faktor khusus yang membuat terjadinya revolusi Amerika. Berikut ini adalah beberapa faktor khusus penyebab terjadinya revolusi Amerika beserta penjelasan singkatnya.
The Boston Tea Party
Pada tahun 1774 dikeluarkan akta teh atau Tea Act, dengan aturan ini khas pemerintah Inggris akan semakin cepat terisi dan beban dari negara akan semakin ringan karena pajak hanya dibebankan kepada para koloni.
Namun hal ini dianggap sewenang-wenang dan melanggar hak kebebasan yang dimiliki penduduk koloni di Amerika. Oleh karena itulah muncul reaksi terhadap pemerintah Inggris di daerah koloni. Para kolonis kemudian mendengungkan semboyan “No Tax Without Representation”.
Dalam bahasa Indonesianya adalah tidak ada pajak tanpa perwakilan. Namun tuntutan ini tidak didengar oleh pemerintah Inggris yang kolot. Hal ini jelas melukai hati nurani kebebasan individu yang selama ini dimiliki oleh penduduk koloni.
Kelompok yang paling keras dalam menentang pemerintah adalah Sons of Liberty yang dipimpin oleh Samuel Adams. Hal yang membuat munculnya ketegangan antara pemerintah Inggris dengan kaum koloni Amerika adalah karena adanya aturan Inggris yang mengharuskan rakyat koloni membeli teh pemerintah Inggris dengan harga yang tinggi.
Kaum kolonis menganggap aturan ini sangat bertentangan dengan kebebasan ekonomi yang mereka anut. Reaksi pertentangan keras yang dipimpin oleh Samuel Adams terhadap aturan yang dibuat pemerintah Inggris ini terjadi di pelabuhan Boston.
Di sana kaum kolonis menyamar menjadi pekerja Indian dan membongkar peti-peti yang berisi teh. Para pekerja tersebut kemudian membuang teh ke laut bagaikan sebuah pesta. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama “The Boston Tea Party” yang terjadi pada tahun 1773.
Lahirnya Amerika
Peristiwa The Boston Tea Party yang terjadi di Boston tahun 1773 membuat Jenderal Gage mengirimkan pasukannya untuk menumpaskan para perusuh. Terdapat kabar yang mengatakan adanya penimbunan bubuk mesiu dan perlengkapan persenjataan oleh penduduk koloni.
Penimbunan senjata yang dilakukan oleh penduduk koloni Massachussetts tersebut membuat Jenderal Gage. Kemudian Jenderal Gage memerintahkan Mayor John Pitcairn dan pasukannya untuk melakukan penyitaan perlengkapan militer tersebut.
Setelah semalaman berjalan kaki, akhirnya pasukan inggris sampai di desa Lexington pada tanggal 19 April 1775. Di sana mereka melihat 70 orang Minutemen siap tempur dalam hitungan menit yang berparas cemberut di balik kabut pagi hari.
Kelompok ini tadinya hanya bertujuan untuk melakukan protes tanpa suara, namun Jhon Pitcairn berteriak, “Bubar, kalian pemberontak-pemberontak Laknat! Anjing kamu semua, pergilah!”.
Pemimpin kelompok Minutemen, yaitu Jhon Paker mengatakan kepada pasukannya untuk tidak menembak kecuali merek ditembak terlebih dahulu. Orang-orang Amerika tersebut mundur saat tiba-tiba ada seseorang yang memulai tembakan.
Hal ini lantas membuat pasukan Inggris menembaki kelompok Minutemen. Kemudian pasukan Inggris menyerbu dengan Banyonet, dan menewaskan 8 orang serta 10 orang luka-luka. Peristiwa ini kemudian disebut Ralph Waldo Emerson dengan kata-kata, “tembakan yang terdengar ke seluruh dunia”.
Pasukan Inggris terus mendesak sampai ke Concord. Akhirnya pihak Amerika berhasil membawa sebagian besar amunisi, namun pasukan Inggris menghancurkan apapun yang tersisa.
Pasukan Amerika yang ada di pinggiran kota dimobilisasi ke arah Concord dan banyak membuat kerugian kepada pihak Inggris yang pada saat itu sedang memulai perjalanan pulang ke Boston.
Sepanjang perjalanan pasukan Inggris pulang tadi, dari balik tembok batuan, rumah, dan gundukan tanah, anggota misili dari semua desa dan pertanian Middlesex menjadikan jaket merah menyala yang dikenakan tentara Inggris sebagai sasaran.
Pada saat pasukan Inggris yang kelelahan tiba di Boston, jumlah pasukan yang tewas dan luka-luka mencapai lebih dari 250 orang, sedangkan dari pihak Amerika cuma 93 orang. Ketika tanda bahaya dari Concord dan Lexington berbunyi, kongres continental kedua dilaksanakan di Philadelphia, Pennsylvania 10 Mei 1774.
Kongres memutuskan berperang melawan pemerintah Inggris pada tanggal 15 Mei, mereka mengubah misi kolonial menjadi tentara conteinental dan George Washington ditunjuk sebagai pimpinan pasukan tertinggi dalam Amerika.
Di sisi lain Amerika kehilangan banyak tentara di Bunker Hill, atau tepatnya di luar kota Boston. Kongres juga memerintahkan ekspedisi Amerika untuk bergerak ke utara menuju Kanada pada musim gugur, meskipun hasil akhirnya dipaksa mundur ke New York.
Pada bulan Juli John Dickinson menulis resoluis yang isinya adalah permohonan kepada raja untuk mencegah tindakan-tindakan permusuhan yang lebih lanjut sampai dengan mencapai kesepakatan bersama.
Namun sayangnya permohonan tersebut diabaikan Raja George II pada tanggal 23 Agustus dan kemudian mengeluarkan pernyataan resmi bahwa yang menyebut koloni-koloni berada dalam situasi pemberontakan.
Pada bulan November tahun 1775, Lord Dunmore menawarkan kebebasan untuk semua budak yang mau bertempur bersama melawan Inggris. Namun hal ini malah justru mengakibatkan kaum loyalitas di Virginia beralih menjadi pendukung para pemberontak.
Common Sense dan Kemerdekaan
Pada bulan Januari 1776, Thomas Paine yang merupakan seorang pemikir politik menerbitkan pamflet yang berjudul Coman Sense (akal sehat). Hal ini membuat para koloni menjadi membulatkan tekad mereka untuk melakukan pemisahan diri.
Namun masih ada sebuah tugas yang harus diselesaikan, yaitu mendapatkan kesepakatan dari semua koloni untuk mencetuskan deklarasi secara resmi tersebut.
Setahun kemudian setelah pertemuan Kongres yang Kontinental pertama pada tanggal 10 Mei 1776, disepakati resolusi yang meminta untuk pemisahan diri. Richad Henry asal Virgina, mencetuskan resolusi yaitu, “Bahwa Serikat Koloni adalah negara-negara bagian yang bebas serta Independen, karena secara hak mengharuskan demikian…”.
Setelah pencetusan resolusi tersebut, terbentuklah komite yang terdiri atas lima orang yang dipimpin Thomas Jefferson. Selain itu Thomas juga ditunjuk untuk menyiapkan secepat mungkin deklarasi secara resmi.
Deklarasi kemerdekaan yang sebagian dari karyaThomas dan diserukan tanggal 4 Juli 1776. Deklarasi ini bukan cuma mengumumkan kelahiran negara baru, namun juga merencanakan filosofi kebebasan manusia yang kemudian disebarkan ke seluruh dunia.
Deklarasi ini diambil dari filosofi politik Perancis dan Pencerahan Inggris. Selain itu karangan dari Jhon Locke, yaitu Second Trea-tise of Government juga sangat mempengaruhinya.
Jhon Locke mengambil hak-hak tradisional masyarakat Inggris menjadikan hak-hak asasi semua umat manusia. Dalam deklarasi tersebut Thomas Jefferson menghubungkan prinsip locke secara langsung dengan situasi yang sedang dialami para koloni.
Persekutuan Perancis-Amerika
Di negara Perancis, berkobar antusiasme untuk perjuangan Amerika. Perancis sendiri saat itu sedang melakukan perlawanan revolusi untuk menentang feodalisme dan hak-hak khusus yang dimiliki bangsawan. Namun kerajaan Perancis memberikan dukungan mereka terhadap para koloni.
Hal ini dilakukan demi kepentingan geopolitik dibanding demi alasan ideologi. Pemerintah Perancis memang ingin membalas negara Inggris sejak kekalahan mereka pada tahun 1763. Untuk mendapatkan dukungan dari Perancis.
Bejamin Franklin dikirim ke Paris pada tahun 1776, dengan kecerdasan, kejenakaan, dan intelektualnya yang tinggi dia segera membuat kehadiran mereka di kota Perancis, kemudian dia memainkan peran penting dalam mendapatkan dukungan dari Perancis.
Setelah itu Perancis mulai menyediakan bantuan untuk para koloni pada Mei 1776, yaitu dengan mengirimkan 14 kapal yang penuh dengan pasukan perang ke Amerika. Sebagian besar bubuk mesiu yang digunakan oleh Angkatan Perang Amerika sebenarnya berasal dari Perancis.
Setelah kekalahan yang dialami Inggris di Saratoga, Perancis melihat kesempatan untuk benar-benar melemahkan musuh bebuyutannya dan kembali menyeimbangkan kekuatan mereka yang sudah berubah karena perang tujuh tahun.
Kemudian pada tanggal 6 Februari 1778, Amerika dan Perancis menandatangani Traktat Persahabatan dan Perdagangan. Dalam traktat tersebut Perancis mengakui kemerdekaan Amerika, tidak akan ada perdamaian dengan Inggris tanpa peprsetujuan pihak lain, dan masing-masing menjadi kepemilikan lain di Amerika.
Traktat inilah satu-satunya traktat pertahanan dua negara yang ditandatangani oleh Amerika Serikat, atau para pendahulunya sampai tahun 1949.
Persekutuan Perancis dan Amerika segera meluaskan konflik. Dan pada bulan Juni 1778 kapal-kapal perang Inggris menembaki kapal dagang milik Perancis. Sampai akhirnya kedua negara ini kembali berperang pada tahun 1779.
Spanyol yang berharap untuk bisa mendapatkan kembali wilayahnya yang direbut Inggris dalam Perang Tujuh Tahun, ikut terlibat dalam konflik tersebut dengan berpihak ke Perancis, namun bukan sebagai sekutu Amerika.
Pada tahun 1780 Inggris mengumumkan perang kepada Belanda yang melanjutkan hubungan dagang dengan negara Amerika. Gabungan Eropa dengan negara Perancis sebagai pemimpinnya adalah sebuah ancaman yang lebih besar bagi Inggris dibanding para koloni Amerika.
Penyusunan Konstitusi Amerika
Setelah ditandatanganinya perjanjian Versailles, rakyat koloni Amerika mulai merasa hidup di negara yang sudah merdeka. Namun awal kehidupannya itu kembali terjadi perbedaan. Setelah perang berakhir, terjadilah perebutan kekuasaan sebesar-besarnya.
Terdapat 9 negara bagian yang menuntut kekuasaan yang sebesar-besarnya atau adanya sebuah pemerintahan negara bagian yang disebut dengan kelompok republikan. Kelompok republikan ini dipimpin oleh Thomas Jefferson.
Sedangkan yang menginginkan adanya pemerintah pusat, dan 4 negara bagian disebut dengan kelompok federalis. Kelompok federalis ini dipimpin oleh Alexander Hamilton.
Pertentangan yang terjadi menyadarkan mereka akan lemahnya aturan yang berlaku, yaitu Aricles of Condeferation. Undang-Undang ini belum mengatur tentang cara-cara mengatur negara. Oleh karena itulah diadakan perbaikan-perbaikan melalui pertemuan yang bernama Federal Convention.
Pertemuan ini tujuannya adalah untuk menyusun konstitusi negara Amerika. Dalam pertemuan tersebut kedua kelompok yang bertikai menyatakan sepakat. Sampai akhirnya pada tahun 1788 disahkan Cnstitution of United States of America.
Perancangan dari isi konstitusi ini adalah James Medison. Konstitusi tersebut berisi 12 amandemen, sepuluh amandemen tentang pernyataan hak-hak pribadi warga negara dan negara bagian. Kesepuluh Amandemen ini disebut dengan nama “Bill of Right”.
Hal penting lain dalam konstitusi tersebut adalah adanya pernyataan pemerintahan yang demokratis. Hal ini diperlihatkan dengan adanya wakil-wakil negara bagian yang masuk dalam pemerintahan pusat.
Kongres terdiri dari dua lembaga Senate (Legislatif) dan House of Representative (Yudikatif). Anggota senate adalah sebanyak 3 orang dan anggota House of Representative jumlahnya tergantung dari jumlah penduduk di setiap negara bagian. Pemerintah pusat ini dipimpin oleh seorang presiden.
Pada saat itu semua wakil dari negara bagian sepakat untuk memilih George Washington yang menjadi presiden. Akhirnya George Washington yang merupakan pahlawan perang kemerdekaan Amerika Serikat ini disumpah menjadi presiden pada tanggal 30 April 1789 di New York.
Konflik Timbulnya Revolusi Amerika
Konflik ini pada akhirnya memuncak dalam sebuah revolusi adapun alasan kenapa timbulnya revolusi Amerika ada beberapa sebab. Berikut ini adalah sebab timbulnya revolusi Amerika dan penjelasannya.
Adanya Paham Kebebasan dalam Politik
Koloni Inggris yang berada di Amerika bukan karena perintah Inggris, mereka adalah para pelarian dari Inggris yang mendapatkan tekanan sosial, ekonomi, politik, dan agama. Kaum koloni tersebut mengatakan bahwa mereka adalah manusia yang merdeka yang membangun koloni di dunia baru.
Paham kebebasan dari kaum koloni ini bertentangan dengan paham dari pemerintah Inggris. Dimana pemerintah Inggris menganggap bahwa daerah koloni adalah daerah jajahan mereka. hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris tahun 1763.
Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut sebuah paham kebebasan dalam perdagangan. Paham yang mereka anut juga bertentangan dengan pemerintah Inggris yang memerintahkan mereka supaya hasil bumi daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja.
Sedangkan para penduduk koloni diwajibkan untuk membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Karena hal inilah kaum koloni menentang peraturan tersebut yang bersifat monopoli dan tidak adanya kebebasan dalam perdagangan.
Adanya Berbagai Macam Pajak
Berbagai macam pajak yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris kepada penduduk koloni memuat mereka menderita. Banyaknya yang diberlakukan ini karena terjadi krisis uang setelah Perang Laut Tujuh Tahun yang dilakukan Inggris.
Meskipun mereka mendapatkan kemenangan, namun tetap menimbulkan beban untuk pemerintah terutama dalam masalah keuangan. Setelah itu pemerintah memberlakukan berbagai macam pajak seperti pajak materi, gula, teh, dan masih banyak lagi yang sangat memberatkan penduduk koloni.
Setelah itu Samuel Adams yang merupakan warga koloni menentang kebijakan pemerintah Inggris tersebut mengingat semboyan “No Taxation Without Representation”. Semboyan tersebut artinya adalah tidak ada pajak tanpa adanya perwakilan.
Peristiwa The Boston Tea Party
Sebab khusus kenapa revolusi Amerika bisa meletus adalah karena adanya peristiwa The Boston Tea Party tahun 1773. Saat itu pemerintah Inggris mengirimkan teh ke Pelabuhan Boston. Namun pada malam harinya muatan teh tersebut dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyamar.
Mereka menyamar menjadi seorang Indian Mohawk dan membuang muatan teh ke laut. Hal ini membuat kemarahan pemerintah Inggris yang saat itu dipimpin raja George III, dia kemudian menuntut pertanggungjawaban.
Namun para penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab. Sehingga hal ini membuat pertempuran yang menandai terjadi revolusi Amerika.
Penyebab Revolusi Amerika Serikat
Revolusi yang dilakukan oleh Amerika ini membuat negara lain di dunia membuka mata bahwa dengan kekuatan persatuan dan penghargaan atas HAM, sebuah kemerdekaan bisa didapat. Namun ini bukan berarti sebuah kemerdekaan bisa didapat dengan cuma-cuma.
Kemerdekaan bisa diraih dengan usaha dan pantang menyerah. Hal ini juga menggerakkan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka. dengan kesadaran akan hak yang dimiliki manusia dan persatuan kepentingan bersama, akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan.
kesimpulan
Nah itulah informasi yang bisa Duaseo.com sampaikan kepada kalian tentang revolusi Amerika Serikat meliputi sejarah, dampak, faktor penyebab revolusi, dan masih banyak lagi. Sekarang kalian jadi tahu bagaimana proses perjuangan penduduk koloni Amerika untuk mendapatkan kemerdekaan mereka.
Demikianlah informasi yang bisa Duaseo.com sampaikan kepada kalian tentang revolusi Amerika. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian. Jika ada kesalahan kata dan informasi dalam artikel di atas mohon dimaafkan. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Revolusi Amerika: Sejarah, Penyebab, Dampak, Faktor"